Instagram icon Whatsapp icon Facebook icon Linkedin icon

GMV dan Kaitannya dengan Keputusan Investor

by Lakuuu Team 10 October 2021

gmv-dan-investor
Perusahaan rintisan atau startup, selalu mengembangkan dan menghadirkan beragam inovasi yang tidak hanya bermanfaat bagi para penggunanya, tetapi juga untuk mendatangkan penghasilan internal.

Salah satu tolak ukur yang digunakan startup dalam menghitung pertumbuhan finansialnya adalah dengan menggunakan GMV atau Gross Merchandise Value.

Tapi, apa itu GMV dan seberapa pentingnya GMV dengan keputusan yang diambil oleh para shareholders atau investor? Berikut informasi lengkapnya khusus untuk Sobat Lakuuu.

Apa itu Gross Merchandise Value (GMV)?

Gambar: Photo by Manik Roy on Unsplash
Mungkin, sebagian besar Sobat Lakuuu tidak familiar dengan istilah GMV yang memang sering terdengar di dunia startup.

GMV menjadi tolak ukur finansial yang harus diketahui oleh CEO atau founder untuk mengetahui valuasi dari perusahaan.

Tidak semua jenis startup menggunakan GMV sebagai tolak ukurnya. Umumnya, startup yang menggunakan GMV adalah startup berjenis e-commerce.

Lantas, bagaimana suatu startup mengetahui GMV atau Gross Merchandise Volume yang mereka hasilkan?

Bagaimana Cara Menghitung Gross Merchandise Value (GMV)?

Gambar: Photo by Markus Spiske on Unsplash
Sebuah startup tahap awal, umumnya memiliki sedikit data yang bisa digunakan untuk memprediksi valuasi.

Maka dari itu, startup umumnya menggunakan pendekatan serta metode yang lebih sederhana untuk menghitung perkembangan finansialnya.

Salah satu metode valuasi yang bisa digunakan untuk mencari GMV adalah Metode Comparable.

Dilansir ILM, berikut tiga langkah mudah untuk mengevaluasi startup,

1. Identifikasi Startup yang Serupa

Cobalah untuk menganalisis startup yang memiliki model bisnis yang sama.

Jika memungkinkan, coba juga untuk mencari perbandingan dengan startup yang memiliki status pendanaan yang sama pula.

Walau tidak semua perusahaan, nilai valuasi (termasuk GMV) dapat terlihat dari pengumuman penggalangan dana yang telah dipublikasi ke masyarakat luas.

Adapun, rumus menghitung valuasi tersebut adalah jumlah pendanaan dibagi 0,2.

2. Hitung Rata-rata Valuasi Industri Sobat Lakuuu

Untuk memeriksa berapa valuasi dari startup lain, kita membutuhkan penilaian ganda atau valuation multiple yang berfungsi untuk meningkatkan atau menurunkan valuasi.

Sobat Lakuuu harus bisa menemukan titik matriks utama yang mampu menentukan kesuksesan startup. Dalam hal ini, Sobat Lakuuu akan menggunakan tolak ukur GMV.

Rumus untuk menghitung valuation multiple adalah valuasi dibagi dengan metrik utama (contoh: GMV).

3. Menentukan Valuasi Startup Sobat Lakuuu
Langkah terakhir setelah mendapatkan valuasi multiple adalah memasukkan angka tersebut ke dalam GMV saat ini.

Rumus perhitungannya adalah kelipatan atau multiple dikali GMV saat ini.


Apa Hubungannya GMV dengan Keputusan Para Investor?

Gambar: Photo by Sebastian Herrmann on Unsplash
Startup adalah sebuah bisnis yang mencoba untuk memecahkan suatu permasalahan yang ada, dengan cara dan sistem yang belum terbukti keberhasilan atau kredibilitasnya.

Sistem ataupun cara tersebut belum digunakan oleh banyak orang, sehingga besar kemungkinannya untuk gagal. Namun tak menutup kemungkinan adanya peluang keberhasilan di dalamnya.

Lantas, kenapa banyak para investor yang berlomba-lomba untuk meletakkan dananya di suatu bisnis yang tingkat keberhasilannya saja masih dipertanyakan?

Jawabannya cukup sederhana, yaitu prospek jangka panjang.

Tentu saja, investor tidak serta merta memberikan pendanaan kepada semua startup secara cuma-cuma, melainkan para investor juga turut menganalisis startup, yang memiliki potensi untuk berkembang, baik dari sisi ukuran ataupun pendapatan.

Sehingga, di kemudian hari, startup yang sudah didanai dapat menjadi perusahaan yang maju, sukses, dan menguntungkan.

Lalu, apa keterkaitannya GMV dengan keputusan investor?

GMV memiliki tujuan untuk mengetahui pertumbuhan bisnis suatu startup.

Saat data GMV menunjukkan hal yang positif, maka Internal Rate of Return (IRR) dan Return on Investment (ROI) juga besar peluangnya untuk meningkat, yang tentunya hal ini disukai oleh para investor.

Walaupun GMV belum menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan, para investor tetap berharap startup akan mendatangkan lebih banyak keuntungan, sehingga menghasilkan return bagi para investor.

Bagaimana jika GMV menunjukkan tanda-tanda penurunan hingga beberapa kuartal ke depan? Jika demikian, besar kemungkinan para investor untuk menarik dana dari startup, dan besar peluangnya startup tersebut untuk gulung tikar.

Karena perusahaan ini adalah perusahaan rintisan, maka pergerakan startup haruslah cepat dibandingkan dengan pertumbuhan top line startup tersebut (GMV).

Kekurangan GMV dan Tolak Ukur Keuangan Alternatif


Namun, sayangnya, penerapan GMV sebagai matriks top line yang dipilih para investor, nyatanya tidaklah efektif.

Banyak startup yang berusaha semaksimal mungkin untuk mengejar GMV, hingga mengorbankan banyak hal, baik pegawai di dalamnya, maupun sistem kerjanya.

Bahkan, ada beberapa kasus di mana startup memalsukan data GMV yang mereka miliki, dengan membuat daftar transaksi palsu demi meningkatkan GMV mereka.

Dengan demikian, startup tidak bisa mengandalkan satu matriks saja. Adapun beberapa tolak ukur lainnya yang bisa dijadikan pertimbangan adalah Net Merchandise Value (NMV), Customer Acquisition Cost (CAC), dan Customer Lifetime Value (CLV).