Dalam melakukan sesuatu, pastinya ada saja perbedaan sibuk dan produktif dalam hidup, sehingga anggapan menuju keduanya sangat erat. Meskipun sekilas bermakna sama, tetapi pada kenyataannya sangat berbeda jika dilihat dari kacamata ilmiah dan psikologis.
Tentu hal ini menjadi polemik di Indonesia, sebab perihal kesibukan atau produktivitas keduanya memiliki persamaan dalam aktivitas. Namun, sisi lain dari kegiatan tersebut menekankan terhadap tiap-tiap elemen dimana akan berdampak pada jatidiri individu.
Kemudian, bahasan demikian dapat dilihat dari berapa waktu yang dihabiskan, mampu menghasilkan apa saja dan bagaimana ketika mendapat problema dalam kegiatannya. Sebab pada logika kecil, spending time untuk kegiatan belum tentu produktif, begitu juga sebaliknya.
Untuk mengetahui apa saja perbedaan serta skala ukurnya, kami mengutip beberapa referensi terkait guna menemukan wacana menarik untuk Sobat Lakuuu, dimana ulasan ini dikemas secara ringkas tanpa batas.
Memahami Kesibukan dan Produktivitas dalam Kehidupan
Pemahaman mengenai aktivitas tentunya mengenai perihal menghasilkan sesuatu atas usaha yang dilakukan, tetapi spesifikasinya lebih bervariasi. Ada beberapa macam terkait kesibukan dalam kehidupan, mulai dari terlihat sibuk hingga memang sibuk melakukan sesuatu.
Ketika melihat orang sibuk, Sobat Lakuuu pasti teringat bahwa akan sulit membagi waktu sehingga lebih mementingkan kegiatan bagi dirinya sendiri, tanpa memperdulikan hal-hal lainnya. Berbanding terbalik dengan orang produktif saat melakukan satu kebiasaan.
Biasanya, perbedaan sibuk dan produktif akan terlihat dari sikap, pemikiran serta bagaimana mencari cara atau ide di setiap kegiatannya. Ini akan terpandang juga pada latar belakang yang dimiliki, hingga nantinya menemukan titik temu.
Berbicara produktivitas memang menjadi patokan bagi individu, khususnya generasi muda. Produktivitas bukan hanya terfokus terhadap membuat karya kreatif atau bernilai ekonomis, namun jika ditilik kembali lebih jauh memaknai dua kata ini.
Kesibukan dalam hidup sah-sah saja ketika dilakukan, namun upayakan untuk mengambil jarak pada sisi lainnya. Semisal Sobat Lakuuu bekerja pagi sampai sore, namun mengambil jam malam demi mendapatkan banyak uang.
Pada contoh tersebut, sibuk lebih diartikan sebagai sikap memaksakan diri guna mendapatkan sesuatu. Pola pikir seperti ini sangat mudah ditemui, maka perlu diimbangi langkah produktif seperti membuat sesuatu yang disukai kala libur atau sehabis bekerja.
Menilik 5 Perbedaan Sibuk dan Produktif
Kadangkala, lebih jelas memahami kedua kegiatan demikian perlu kewaspadaan, sebab menghindari gagal paham ketika menemukan hal demikian pada diri manusia. Beberapa perbedaan akan dipaparkan agar semakin mudah dalam memahami arti keduanya.
1. Skala Prioritas dalam Melakukan Tindakan
Ketika dalam pekerjaan atau kehidupan sehari-hari, orang sibuk tidak memiliki fokus utama. Semuanya dilakukan secara bersamaan tanpa takut risiko, misal terkejar deadline atau mengalami work error saat melakukannya.
Berbeda dengan orang produktif lebih menentukan apa yang akan didahulukan secara rinci. Sehingga satu per satu akan terselesaikan dengan sempurna, dimana jika terdapat kesalahan ada waktu untuk menyelesaikannya.
2. Mementingkan Time Management
Pembagian waktu juga berpengaruh dalam sikap serta profesionalisme bekerja, dimana keduanya memang menggunakan waktu sebaik mungkin. Tetapi pada orang produktif akan membaginya menjadi tiga waktu, yakni bekerja, berkarya dan menghabiskannya dengan bersantai.
Relaksasi menjadi bagian dari memulihkan kondisi agar optimal dalam bekerja, dimana itu bukan suatu hal sia-sia dalam segi pekerjaan. Perbedaan sibuk dan produktif semacam demikian tentu akan menjadi referensi terbaik saat membutuhkannya.
3. Melakukan Multitasking pada Pekerjaan
Tentunya hal ini jelas ketika Sobat Lakuuu menaruh skala prioritas dengan rincian yang ada. Bagi pekerja produktif, seringkali ditemukan work-list tertentu dalam mejanya. Sehingga kegunaannya berpengaruh besar terhadap kinerja yang dikeluarkan.
Orang sibuk justru mengkhawatirkan ketika pekerjaan tidak sesuai dengan waktu serta kemampuannya, meskipun terkesan mengejar bagaimana mencapainya. Tergambar jelas pada bekerja saat membuat keputusan yakni akan bekerja ekstra atau beristirahat lebih lama.
4. Spend for Bring Quality
Istilah demikian terasa tidak asing jika tersemat pada jiwa produktivitas tinggi, sebab baginya menghabiskan waktu demi sebuah pencapaian penting adalah nomor satu. Walaupun tidak menafikan materi, tetapi penghargaan suatu karya dilakukan guna investasi.
Hal demikian tampak pada bagaimana membuat suatu inovasi, pembelajaran berbasis sharing saat bekerja. Ada baiknya hal ini dilakukan, namun Sobat Lakuuu perlu ketahui resiko kecil seperti down burning akan mudah terjadi.
Aktualisasi kualitas tertonjol pada perbedaan sibuk dan produktif, karena yang diinginkan adalah sharing quality. Berbeda dengan orang sibuk hanya mementingkan bagaimana selesai tepat waktu meskipun pekerjaan menumpuk demi satu tujuan.
5. Orientasi Kerja serta Menjadi Problem Solver
Dilihat dari sumber terpercaya, bahwa orang produktif identik dengan menggali masalah untuk diselesaikan. Entah ditinjau dengan psikologi, emosional atau win-win solution akan menerapkan demi mencapai kenyamanan kedua belah pihak atau lebih.
Orientasi serta motivasinya diberikan guna menampilkan kinerja dan kualitas, dimana kesan terbaik akan diperoleh secara pasti dari berbagai kegiatan maupun pekerjaan. Orang demikian akan terpandang profesional serta mampu membangun suasana baik dalam lingkungan kerja.
Berbeda halnya dengan orang sibuk yang ingin terlihat bekerja penuh namun hanya menghabiskan waktu demi satu fokus. Dalam kehidupannya terpikirkan bagaimana mendapat uang serta kesempatan bekerja di satu bidang saja.
Perihal demikian terasa akan membosankan sebab hanya melakukan satu kegiatan setiap harinya, namun bila ditemui dan diresapi perbedaan sibuk dan produktif maka pasti Sobat Lakuuu menemukan pandangan baru yang justru lebih bermanfaat bagi pekerjaan.