Instagram icon Whatsapp icon Facebook icon Linkedin icon

Mengenal Mitos Bisnis Amoral dan Beberapa Contoh Kasusnya

by Lakuuu Team 9 August 2021

mitos-bisnis-amoral
Orang yang percaya mitos bisnis amoral hingga saat ini nyatanya masih ada. Meskipun saat ini zaman sudah serba modern dan digital, namun masih ada saja mereka yang percaya mitos. Padahal mitos merupakan anggapan orang-orang kuno terdahulu, tanpa sumber ilmiah yang valid. Sebelum jauh membahas seputar bisnis etika dan moral, Sobat Lakuuu mari simak beberapa pengertian mengenai bisnis, mitos, dan kaitan kaitannya.

Bisnis memiliki persamaan kata dengan usaha yang pelakunya biasa disebut pengusaha maupun pebisnis. Bisnis memiliki pengertian seseorang maupun sebuah kelompok yang melakukan proses produksi, pembelian, penjualan, maupun pertukaran sebuah jasa dan barang yang menghasilkan keuntungan. Usaha atau bisnis merupakan profesi yang cenderung luas, bisa dilakukan oleh pengusaha besar maupun pengusaha kecil.  

Selain itu, memiliki jangkauan yang cenderung luas. Bahkan profesi ini banyak dicita citakan oleh kawula muda Indonesia. Kemudian mitos merupakan beberapa kisah di masa lampau yang cenderung menafsirkan beberapa kejadian di alam dan penghuninya kemudian dikaitkan dengan nasib dan keadaan seseorang.

Mitos menyasar beberapa lini kehidupan, seperti nasib, perkiraan kejadian bahkan seperti yang sedang Sobat Lakuuu simak mitos bisnis. Apabila ada orang yang melek teknologi dan ilmiah, tentu sulit mempercayai yang namanya mitos. Namun bagi yang masih rendah pengetahuan dan iman, niscaya akan mudah mitos yang bersumber dari mulut ke mulut.

Selanjutnya amoral memiliki pengertian secara bahasa yaitu, tidak bermoral yang bisa disangkutkan dengan sebuah tindakan seseorang. Lawan dari amoral tentunya moral atau bermoral. Orang yang bertindak dengan baik, tentu memiliki moral yang baik pula.

5 Contoh Mitos Bisnis Amoral yang Melanda Pebisnis

Mitos merupakan kebalikan dari fakta tentunya, seseorang yang hari ini masih mempercayai mitos tentu ada kesalahan yang perlu dibenahi. Karena saat ini harusnya orang lebih menggunakan berbagai alasan maupun argument ilmiah dalam bertindak dan mengambil keputusan. Bukan dengan mitos sebagai pertimbangannya. Berikut ini adalah 5 mitos  bisnis amoral yang berkembang dalam dunia bisnis

1. Usaha Tidak Pernah Dapat Ditinggalkan oleh Pemiliknya

Sebagai contoh adalah minimarket seperti Indomaret ataupun Alfamart di setiap daerah Sobat Lakuuu, Apakah Sobat Lakuuu pernah menemukan bos atau pemilik keduanya dalam toko? Tentu tidak pernah!  Hal ini dikarenakan keduanya sudah memiliki sistem juga tim yang dapat diandalkan di bidang tersebut. Begitu pula pom bensin, nitrogen, dan segala jenis usaha franchise lainnya.

Contoh di atas sudah cukup mematahkan mitos bisnis amoral ini, namun dengan catatan sebuah usaha yang telah memiliki sistem autopilot dan supervisi yang jelas. Meskipun pada kenyataannya, usaha yang sudah berjalan tanpa kehadiran pemilik dan bersistem masih sangat rendah persentasenya.

Bahkan hampir 80% pengusaha masih membutuhkan kehadiran pemilik, karena belum adanya sistem dan kemajuan pada umumnya sebuah usaha. Banyak pemilik usaha atau pengusaha menganggap bahwa tidak akan ada orang yang bisa menggantikan peran. Kalaupun ada, tentu tidak akan maksimal.

2. Pebisnis Harus Seorang yang Ahli pada Bidangnya

Banyak orang yang beranggapan bahwa seorang yang ingin menjadi pengusaha dan pebisnis harus anak kuliah jurusan bisnis dan lain sebagainya. Pemikiran seperti ini memang ada benarnya dan tidak secara mutlak merupakan kesalahan. Bahkan orang yang ahli dan spesialis tentunya telah mempelajari beberapa teori dasar menjadi pengusaha.

Akan tetapi, fakta di lapangan dan berdasarkan data adalah seorang pebisnis maupun pengusaha malas seorang generalis atau orang yang bisa mencakup banyak hal. Hal ini dikarenakan seorang pengusaha tentunya merupakan bos yang bisa membagi pekerjaan dan membaginya kepada karyawan.

3. Seorang Pengusaha Tidak Perlu Mentor atau Konsultan

Faktanya adalah seorang pengusaha atau pebisnis selalu memiliki mentor konsultan maupun penasehat bisnis. Seorang pengusaha, seahli apapun dia perlu Sobat Lakuuu ketahui akan selalu membutuhkan seorang mentor maupun konsultan. Hal ini tentu akan membawa seorang pengusaha lebih cepat mencapai goal tujuannya. Sehingga lebih cepat menciptakan berbagai sistem dan membuka berbagai cabang.

4. Perlu Passion dan Keturunan untuk Menjadi Pengusaha

Faktanya adalah setiap orang tanpa memandang latar belakang, baik itu keluarga pendidikan maupun ekonominya. Karena seorang pengusaha hanya perlu kemauan dan berani mencoba. Kemudian bertahan pada cobaan tersebut dengan melakukan berbagai inovasi dan promosi. Sehingga lama-kelamaan akan bertumbuh lalu memiliki hasil dan nilai yang sebanding bahkan lebih daripada usahanya.

5. Promosi Maupun Iklan Menghabiskan Biaya

Faktanya promosi dan iklan merupakan strategi wajib yang akan mendatang omset lebih banyak dari biaya promosi. Bahkan dalam kondisi setinggi apapun usaha Sobat Lakuuu, tetap harus ada iklan, baik itu dengan promo, diskon harga, dan lain-lain. Iklan dana promosi memang bisa menjadi biaya pengeluaran yang berlebih bila salah waktu dan tekniknya. Hal ini tentu harus dihindari oleh Sobat Lakuuu.

Pada akhirnya, semua akan kepada pebisnis terkait beberapa mitos bisnis amoral ini. Hal ini juga terkait dengan tingkat pemahaman pengusaha dan pebisnis dalam menentukan pilihannya.