Sobat Lakuuu yang sering bolak-balik ke luar negeri, pasti sudah familiar dengan istilah kurs atau nilai tukar uang, ya kan?
Bagi yang belum paham, kurs adalah kegiatan penukaran atau daya beli mata uang satu negara dengan mata uang negara lain.
Jika Sobat Lakuuu perhatikan, nilai tukar mata uang tidaklah baku. Akan ada waktu di mana mata uang negara Indonesia, rupiah mengalami penurunan. Namun, tak jarang juga rupiah menguat di angka tertentu.
Kira-kira, apa yang menyebabkan kurs mengalami pasang surut? Simak informasi lebih lengkapnya di bawah!
Apa yang dimaksud dengan Kurs?
Kurs tidak hanya sekedar digunakan saat Sobat Lakuuu hendak berlibur ke luar negeri semata. Peranan kurs bahkan lebih daripada itu.
Kurs dapat digunakan sebagai perbandingan nilai. Saat menukarkan dua mata uang yang berbeda, maka akan menghasilkan perbandingan harga atau nilai dari mata uang tersebut.
Kurs dapat digunakan sebagai perbandingan nilai. Saat menukarkan dua mata uang yang berbeda, maka akan menghasilkan perbandingan harga atau nilai dari mata uang tersebut.
Tak hanya itu. Kurs juga berperan dalam transaksi antar negara, khususnya dalam kegiatan pembelian, ekspor dan impor.
Layaknya mesin penerjemah, kita dapat mengetahui satuan nilai atau harga barang dengan meng-convert-nya dalam bentuk mata uang tertentu, dalam hal ini rupiah.
Apresiasi dan Depresiasi
Dua istilah di atas mungkin terdengar asing, namun Sobat Lakuuu harus memahami istilah ini sebelum masuk ke topik utama.
Ringkasnya, kurs dapat mengalami dua macam perubahan, tergantung faktor-faktor yang melatarbelakanginya yang akan kita bahas lebih lanjut di bawah.
Ringkasnya, kurs dapat mengalami dua macam perubahan, tergantung faktor-faktor yang melatarbelakanginya yang akan kita bahas lebih lanjut di bawah.
Dua istilah itu adalah apresiasi dan depresiasi.
Apresiasi adalah peningkatan mata uang terhadap mata uang asing lain, yang diakibatkan oleh tingginya permintaan dan penawaran yang berasal dari pasar valuta asing.
Apabila apresiasi terjadi pada mata uang di suatu negara, maka kegiatan ekspor akan menjadi jauh lebih mahal, sedangkan kegiatan impor akan menjadi lebih murah.
Kebalikannya, depresiasi adalah penurunan nilai mata uang dengan mata uang negara lain.
Jika mata uang lokal mengalami depresiasi, maka kegiatan ekspor akan jauh lebih murah daripada kegiatan impor.
5 Faktor yang Menyebabkan Naik Turunnya Kurs
Apabila dianalisis lebih jauh, setidaknya terdapat lima faktor yang menjadi alasan kuat mengapa kurs menjadi cukup fluktuatif.
1. Inflasi
Inflasi adalah kenaikan harga yang terjadi pada sejumlah barang dan jasa di suatu negara. Inflasi sendiri diakibatkan oleh banyak sebab, seperti adanya peningkatan biaya produksi, atau bahkan permintaan yang tinggi.
Tidak hanya berimbas pada harga barang yang meningkat, inflasi juga menyebabkan nilai tukar mata uang mengalami kenaikan atau penurunan.
Dasar utama di dalam pasar valuta asing adalah perdagangan internasional berupa barang maupun jasa.
Hal di atas membuat perubahan terhadap mata uang asing, yang menyebabkan pergerakan kurs valuta asing.
Mari kita ambil contoh perdagangan internasional antara Jepang dengan Indonesia.
Saat Jepang mengalami inflasi tinggi, maka harga-harga barang asal Jepang juga akan mengalami peningkatan, dan hal ini menyebabkan penurunan pada barang-barang tersebut.
Kembali lagi dengan dasar hukum ekonomi, di mana harga yang naik akan membuat permintaan menurun, dan begitu juga sebaliknya.
2. Neraca Pembayaran
Neraca Pembayaran adalah sebuah catatan sistematis yang tersusun berdasarkan sistem akuntansi, atau yang lazim disebut dengan double-entry book-keeping, sehingga nantinya setiap transaksi internasional yang terjadi, dapat dicatat sebanyak dua kali, yaitu sebagai transaksi debit dan kredit.
Neraca pembayaran aktif berasal dari meningkatnya permintaan pihak debitur asing yang dapat meninggikan nilai mata uang lokal.
Ada berbagai sebab yang turut menentukan dampak dan ukuran neraca pembayaran terhadap nilai tukar mata uang.
Beberapa di antaranya yaitu, subsidi ekspor, pembatasan impor barang, efek perubahan tarif, hingga kuota perdagangan.
3. Terdapatnya Selisih Suku Bunga di Banyak Negara
3. Terdapatnya Selisih Suku Bunga di Banyak Negara
Tingginya tingkat perubahan suku bunga dalam suatu negara, mampu memengaruhi arus modal internasional.
Salah satu penyebab modal asing masuk adalah karena adanya peningkatan pada suku bunga di suatu negara. Di samping itu, suku bunga juga bisa turut memengaruhi kegiatan pasar valuta asing.
Hal di atas diakibatkan karena saat melakukan transaksi, pihak bank dapat melihat perbedaan suku bunga dengan pasar modal nasional maupun pasar global.
4. Kontrol Pemerintah
Salah satu penyebab modal asing masuk adalah karena adanya peningkatan pada suku bunga di suatu negara. Di samping itu, suku bunga juga bisa turut memengaruhi kegiatan pasar valuta asing.
Hal di atas diakibatkan karena saat melakukan transaksi, pihak bank dapat melihat perbedaan suku bunga dengan pasar modal nasional maupun pasar global.
4. Kontrol Pemerintah
Pemerintah sebagai lembaga yang memimpin negara juga menjadi faktor terpenting dalam naik turunnya kurs atau nilai tukar mata uang.
Kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah juga turut memengaruhi keseimbangan dari nilai tukar mata uang.
5. Ekspektasi
Kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah juga turut memengaruhi keseimbangan dari nilai tukar mata uang.
5. Ekspektasi
Faktor terakhir yang menyebabkan nilai tukar mata uang fluktuatif adalah adanya ekspektasi nilai tukar yang dapat terjadi di masa depan.
Tentu saja, pasar valuta asing akan memberikan reaksi agresif di setiap isu atau berita yang berimbas di kemudian hari.
Tentu saja, pasar valuta asing akan memberikan reaksi agresif di setiap isu atau berita yang berimbas di kemudian hari.