Sekarang peer to peer lending menjadi salah satu cara populer untuk mendapatkan pinjaman uang secara cepat. Namun ternyata belum banyak yang tahu apa dan bagaimana sistem kerjanya.
P2p lending merupakan kegiatan meminjamkan atau meminjam uang dari satu pihak ke pihak lain tanpa adanya perantara dari bank. Sehingga proses peminjaman dana menggunakan sistem ini lebih cepat dilakukan.
Tidak perlu ada background dan credibility checking sehingga siapa saja bisa memperoleh dana secara cepat. Di Indonesia sekarang sistem berbasis p2p biasanya menggunakan internet untuk melakukannya.
Jadi dimana dan kapan saja seseorang butuh dana cepat ini bisa menjadi pilihan prima. Namun kembali lagi semuanya belum terlalu menguntungkan untuk digunakan oleh semua orang.
Hanya kalangan tertentu yang bisa merasakan keuntungan secara penuh dari sistem seperti ini. Oleh karena itu kami akan membedah untung rugi terkait penggunaan metode pinjaman seperti ini.
Apalagi sekarang banyak sekali beredar aplikasi fintech yang ternyata justru menyusahkan masyarakat. Oleh keran itu ketahui siapa saja yang pas menggunakannya dan bagaimana memanfaatkannya.
Karena ini jauh berbeda dengan model pinjaman modal dari bank. Semuanya serba singkat dan cepat namun tentu memiliki risiko lebih tinggi apabila nanti peminjam tidak mampu melunasi hutangnya.
Keuntungan Peer to Peer Lending
Ada tiga keuntungan yang perlu diketahui agar Sobat Lakuuu mempertimbangkan menggunakan sistem ini. Berikut adalah tiga keuntungan ketika melakukan pinjaman menggunakan sistem p2p.
1. Proses Cepat
1. Proses Cepat
Proses pencairan dana menggunakan sistem p2p sangat cepat tidak seperti ketika melakukan pengajuan di bank. Dengan menggunakan sistem tersebut seorang pemohon bisa mencairkan dalam beberapa menit saja.
Ini tentu dapat menjadi salah satu solusi cepat apabila seseorang membutuhkan dana dalam waktu cepat. Tidak perlu repot mengantri cukup gunakan aplikasi fintech dan lakukan pengajuan.
2. Persyaratan Mudah
2. Persyaratan Mudah
Untuk melakukan pengajuan dana di aplikasi fintech tidak dibutuhkan persyaratan rumit seperti bank. Background dan credibility checking juga tidak perlu dilakukan oleh pemberi dana.
Sehingga dengan menggunakan peer to peer lending siapa saja dapat mengajukan pinjaman secara mudah. Tidak perlu repot karena persyaratannya biasanya hanya KTP saja.
3. Pinjaman untuk Berbagai Tujuan
3. Pinjaman untuk Berbagai Tujuan
Pihak pemberi pinjaman yaitu fintech tidak akan mempertanyakan uang tersebut nanti digunakan untuk apa. Tentu hal tersebut berbeda jauh ketika mengajukan pinjaman di bank.
Seorang pengaju perlu memiliki tujuan jelas terkait dana yang akan dicairkannya ketika menggunakan bank. Namun di fintech apapun tujuannya pasti disetujui selama persyaratan dan ketentuan dipenuhi.
Dengan mengetahui ketiga keuntungan tersebut tentunya bisa menjadi pertimbangan apakah layak atau tidak menggunakan fintech. Berikutnya akan dijelaskan juga terkait kerugian menggunakannya.
Kerugian Peer to Peer Lending
Ini adalah hal wajib yang perlu diketahui oleh orang yang hendak menggunakan aplikasi fintech. Jadi nantinya tidak hanya terperangkap oleh janji manis saja namun juga mengetahui kerugiannya.
1. Bunga Tinggi
1. Bunga Tinggi
Dibandingkan ketika mengajukan di bank, bunga pinjaman dari aplikasi fintech jauh lebih tinggi. Jadi bagi Sobat Lakuuu yang tidak memiliki kemampuan ekonomi lebih baik menjauhinya.
Denda akibat telat bayar dan penambahan durasi angsuran juga bisa membuat hutang semakin membengkak. Oleh karena itu perlu dipikirkan lagi ketika hendak menggunakannya.
2. Hanya Cocok untuk Jangka Pendek
2. Hanya Cocok untuk Jangka Pendek
Perlu diketahui bahwa metode peminjaman menggunakan p2p lending hanya cocok untuk jangka pendek saja. Karena semakin lama hutang tidak dilunasi maka tagihannya juga ikut naik.
Memang peer to peer lending hanya cocok digunakan ketika Sobat Lakuuu sebenarnya tidak membutuhkan uang. Hanya saja butuh dana cepat dan mampu melunasinya dalam jangka waktu dekat.
3. Batas Pinjaman Sedikit
3. Batas Pinjaman Sedikit
Perlu diketahui juga bahwa sistem peminjaman menggunakan p2p lending tidak bisa terlalu besar. Pada umumnya dana yang dapat dicairkan hanya beberapa puluh juta rupiah saja.
Jadi ketika Sobat Lakuuu membutuhkan dana besar dalam waktu singkat maka fintech bukan solusi tepat. Lebih baik datang ke bank dan mengajukan pinjaman secara formal.
Pahami betul ketiga kerugian tersebut agar nantinya siap ketika hendak melakukan pengajuan pinjaman. Jangan hanya ingin uangnya saja namun juga melunasi beban hutang tersebut.
Apakah Peer to Peer Lending Cocok Digunakan
Cocok atau tidaknya pinjaman menggunakan p2p lending sebenarnya tergantung pada kemampuan finansial masing-masing. Inilah hal yang sampai sekarang masih belum dipahami oleh orang Indonesia.
P2p lending hanya untuk orang yang sebenarnya tidak membutuhkan uang tersebut. Apabila Sobat Lakuuu terdesak kebutuhan finansial dan menggunakan p2p lending justru ini adalah langkah bunuh diri paling tepat.
Akan kami terangkan bagaimana menggunakan sistem kredit seperti ini yang tepat dan ideal. Misalnya A adalah seorang karyawan yang memiliki gaji tetap dan hidupnya sudah berkecukupan.
A memiliki hobi mengoleksi action figure dengan harga cukup fantastis namun itu tidak mempengaruhi kemampuan finansialnya. Pada suatu ketika ada action figure baru keluar dan A menginginkannya.
A tidak bisa membeli bukan karena belum gajian atau tidak memiliki uang. Namun uangnya sudah didistribusikan pada beberapa aset berjalan dan sisa uang jajan hanya cukup untuk sehari-hari saja.
Oleh karena itu A memilih menggunakan p2p lending agar dapat membeli action figure kesukaannya. Pada bulan berikutnya A sudah dapat membayar lunas semua hutangnya karena memang dia tidak ada masalah finansial.
Itu adalah potret cerita ideal bagaimana sebenarnya menggunakan pinjaman secara peer to peer. Jadi tidak ada desakan ekonomi berarti pada individu tersebut sehingga kemampuan bayarnya sempurna.
Apabila menggunakan sistem pinjaman seperti ini karena desakan ekonomi maka selamat menikmati dikejar debt collector. Pahami bagaimana menggunakan peer to peer lending agar bisa memanfaatkannya secara ideal.