Ada berbagai cara dalam dunia bisnis untuk meraup pundi-pundi rupiah. Mulai dari memperbarui metode “bisnis” itu sendiri, hingga menyusun ulang kerangka sistem bisnis agar terlihat menarik dan meningkatkan penjualan produk.
Sistem konsinyasi adalah salah satu dari sekian banyaknya sistem bisnis yang digunakan untuk meningkatkan penjualan produk. Lantas, apa yang dimaksud dengan sistem bisnis konsinyasi? Apa keuntungan dan kerugian dari sistem konsinyasi ini? Berikut ulasannya.
Apa itu sistem bisnis konsinyasi?
Singkatnya, sistem bisnis konsinyasi ini merupakan suatu bisnis yang melibatkan perjanjian antara dua belah pihak, di mana satu pihak berperan sebagai pemilik barang yang menyerahkan kepemilikan barang ke pihak tertentu untuk dijual yang kemudian mendapatkan komisi dari hasil jualan tersebut.
Bagaimana? Terasa familiar dengan sistem bisnis yang seperti ini?
Sejatinya, praktik bisnis konsinyasi sudah dilakukan sejak cukup lama, khususnya bisnis di industri makanan dan elektronik. Namun, tidak menutup kemungkinan industri lain juga menerapkan jenis bisnis ini.
Jika dilihat secara sekilas, bisnis konsinyasi ini sangat asyik untuk dijalankan. Maka tak heran, banyak orang yang mulai mencoba peruntungan dengan berbisnis konsinyasi.
Namun, tak sedikit dari mereka juga perlahan demi perlahan merasakan “efek negatif” dari bisnis konsinyasi ini. Kiira-kira, apa saja kelebihan dan kekurangan dari bisnis ini?
Kelebihan Bisnis Konsinyasi
Adapun kelebihan yang dirasakan oleh para penjual yang menggiatkan bisnis konsinyasi adalah sebagai berikut,
1. Keuntungan melimpah tanpa modal
Sang penyalur atau penjual tidak perlu untuk membayarkan atau menyediakan sejumlah modal tertentu hanya untuk bisa menjual kembali produk dari pemilik barang.
Umumnya, para penjual ini nantinya yang akan mark-up atau menaikkan sendiri harga yang akan dijual, yang nantinya selisih harga yang ada merupakan keuntungannya.
Tak jarang, biasanya pemilik produk memiliki target penjualan yang diberikan kepada para penjual produk. Jika berhasil mencapai target, biasanya akan ada fee tambahan sebagai rewards dari pihak pemilik barang.
2. Terhindar dari resiko besar
Karena tidak perlu menyetok barang, maka pihak penjual memiliki resiko yang jauh lebih minim. Jika barang tidak habis, laku, atau rusak, maka akan menjadi tanggung jawab dari para pemilik barang.
3. Materi pemasaran sudah disiapkan
Umumnya, tidak hanya barang saja yang nantinya akan “diberikan” kepada para penjual, tetapi materi dan konsep marketing juga sudah disiapkan dengan baik, sehingga penjual cukup mengunggahnya ke kanal media sosial yang dimiliki.
Sangat mudah dan tidak memerlukan waktu, bukan?
Kekurangan Bisnis Konsinyasi
Sejatinya, akan sangat sulit untuk mengetahui kekurangan dari bisnis yang satu ini, khususnya dari sudut pandang penjual. Mengingat, penjual memiliki minim resiko dalam menjualkan produk produsen.
Selain itu, jika barang tidak terjual, maka pihak penjual tidak “mempertanggung jawabkan” apapun karena penjual tidak menyetok barang, sehingga terhindar dari kerugian.
Sebaliknya, produsen produk lah yang umumnya mengalami kerugian, seperti produk yang rusak akibat terlalu lama tersimpan di dalam gudang, menurunnya penjualan produk karena kurang tepat dalam mempraktekkan strategi marketing, serta kerugian besar lainnya.