Satu hal yang perlu dipersiapkan saat hendak merintis startup ataupun bisnis lainnya adalah pendanaan. Tanpa adanya pendanaan, bisnis tidak akan terbentuk atau bahkan bergerak, mengingat pendanaan bagaikan bahan bakar yang berfungsi untuk memperluas lini bisnis.
Dengan demikian, sangat penting untuk para pelaku pendiri bisnis atau startup memahami betul tentang berbagai jenis pendanaan. Apa yang dimaksud dengan pendanaan startup dan apa saja jenis-jenis pendanaan tersebut? Simak informasinya berikut ini.
Definisi Pendanaan Startup
Pendanaan startup merupakan metode Suatu startup agar mendapatkan dana yang diperlukan demi jalannya bisnis, baik bersifat pendanaan utama ataupun tambahan yang nantinya akan dialokasikan untuk mengerjakan projek, dan keperluan operasional lainnya.
Sumber dana ini bisa didapat dari dua bentuk, yaitu berupa saham dan utang. Jika perusahaan atau startup menerima investasi dari sang pemilik yang membuat saham, maka sumber pendanaan startup atau bisnis tersebut berasal dari saham.
Sedangkan, jika bisnis tersebut menjadi pihak peminjam dana, maka sumber pendanaannya berasal dari pinjaman bank atau dari obligasi korporasi.
Kenapa pendanaan ini sangat penting? Coba bayangkan, tanpa adanya dana, maka bisnis tentu tidak akan bisa terbentuk, atau bahkan beroperasi.
Selain itu, karyawan-karyawan yang telah menukarkan waktu mereka, tidak akan mendapatkan upah. Jadi, pendanaan sangat penting bagi suatu bisnis.
6 Jenis Pendanaan Startup
Secara garis besar, jenis pendanaan startup di bagi ke dalam beberapa jenis sebagai berikut,
1. Pre-seed
Ini merupakan jenis pendanaan tahapan awal yang biasanya bersumber dari tabungan pribadi. Maka dari itu, pendanaanya cukup terbatas. Selain dari tabungan pribadi, pendanaan pre-seed juga biasanya datang dari kerabat, keluarga, atau teman yang ingin membantu.
2. Seed
Jika bisnis ingin melebarkan sayapnya lagi, maka pendanaan bisnis masuk ke dalam kategori “Seed”. Adapun angka pendanaan dari tahap ini mencapai US$ 1,7 juta.
Lantas, darimana sumber pendanaan seed ini? Seed biasanya berasal dari micro venture capital dari berbagai investor atau bahkan crowdfunding.
Jenis pendanaan ini biasanya dipersiapkan untuk proses rekrutmen, launching produk atau jasa, memperluas pangsa pasar, dan kebutuhan marketing.
3. Seri A
Jenis pendanaan Seri A ini ketika startup telah mengalami pertumbuhan revenue yang cukup tinggi. Pendanaan Seri A biasanya berada di kisaran angka US$ 10,5 juta.
Dana tersebut nantinya akan dimanfaatkan untuk melakukan pertumbuhan ke tahap yang lebih besar lagi, serta tetap menjaga agar pertumbuhan revenue berkesinambungan.
4. Seri B
Bisnis yang sudah mengalami peningkatan market share biasanya sudah masuk ke dalam Seri B. Seri B ini memiliki rata-rata pendanaan sebesar US$ 24,9 juta, dan biasanya pendanaan tersebut digunakan untuk mengembangkan layanan serta produk.
Tidak hanya itu, pendanaan Seri B juga membantu bisnis untuk menjangkau target pasar yang jauh lebih luas daripada sebelumnya.
5. Seri C
Bisnis yang sudah menunjukkan pendapatan yang luar biasa akan memperoleh pendanaan Seri C.
Rata-rata pendanaan Seri C ini menembus angka US$ 50 juta. Adapun para investor yang tergabung dalam Seri C ini adalah para perusahaan swasta, bank, hingga venture capital tingkat lanjut.
6. IPO
Bagi perusahaan atau startup yang ingin melakukan go-public, biasanya mereka akan masuk ke dalam tahapan Initial Public Offering (IPO). Jika dalam tahap pendanaan sebelumnya para investor terdiri dari bank, dan pihak instansi lainnya, investor dari IPO adalah masyarakat.
Umumnya, agar bisa mencapai tahap pendanaan ini, startup atau bisnis memerlukan waktu kurang lebih 5-10 tahun.