Sobat Lakuuu, kalau dilihat-lihat, sudah banyak artis asal negeri ginseng yang menjadi brand ambassador platform e-commerce tanah air.
Tak tanggung-tanggung, para e-commerce ini berlomba-lomba untuk mengundang bahkan mendatangkan mereka ke Indonesia demi menarik perhatian para generasi Z yang memang terkenal sangat menyukai K-pop.
Tapi, apakah menjadikan artis K-pop sebagai brand ambassador platform e-commerce ataupun brand perusahaan tertentu, memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap kelangsungan brand itu sendiri, khususnya dari segi penjualan? Simak informasinya berikut ini.
Tingginya Transaksi E-commerce Menjadi Pemicu Utamanya
Generasi milenial dan Z merupakan dua generasi yang paling mendominasi di Indonesia. Dari total 270,2 juta jiwa penduduk di Indonesia, 25,87% diantaranya merupakan generasi milenial, dan 27,94% nya adalah generasi Z.
Pada tahun 2020 juga terjadi peningkatan transaksi e-commerce sebesar 29,6% atau sebesar Rp 205,5 triliun rupiah lebih besar daripada tahun 2019.
Dilansir Katadata, masyarakat dengan rentang umur 26-35 tahun melakukan transaksi e-commerce dengan persentase sebesar 49%, dan usia 18-25 tahun mencapai 36% dari total kelompok penduduk.
Dari tingginya persentase yang ada, produk fashion, kesehatan, hingga kecantikan merupakan produk-produk yang mendominasi pasar, setidaknya di tahun 2019.
Melansir Katadata, 30% transaksi yang dilakukan secara digital didominasi oleh produk fashion dan aksesoris, sementara 16% diantaranya merupakan produk kesehatan dan kecantikan.
Maka tak heran, para e-commerce memanfaatkan momentum ini untuk menggaet para influencer asal Korea Selatan untuk menjadikan mereka sebagai brand ambassador.
Menggunakan influencer atau artis K-pop sebagai brand ambassador tidak hanya berfungsi untuk meningkatkan pendapatan semata, melainkan juga membawa brand awareness ke lebih banyak target market, hingga ke luar Indonesia.
Pada tahun 2020 juga terjadi peningkatan transaksi e-commerce sebesar 29,6% atau sebesar Rp 205,5 triliun rupiah lebih besar daripada tahun 2019.
Dilansir Katadata, masyarakat dengan rentang umur 26-35 tahun melakukan transaksi e-commerce dengan persentase sebesar 49%, dan usia 18-25 tahun mencapai 36% dari total kelompok penduduk.
Dari tingginya persentase yang ada, produk fashion, kesehatan, hingga kecantikan merupakan produk-produk yang mendominasi pasar, setidaknya di tahun 2019.
Melansir Katadata, 30% transaksi yang dilakukan secara digital didominasi oleh produk fashion dan aksesoris, sementara 16% diantaranya merupakan produk kesehatan dan kecantikan.
Maka tak heran, para e-commerce memanfaatkan momentum ini untuk menggaet para influencer asal Korea Selatan untuk menjadikan mereka sebagai brand ambassador.
Menggunakan influencer atau artis K-pop sebagai brand ambassador tidak hanya berfungsi untuk meningkatkan pendapatan semata, melainkan juga membawa brand awareness ke lebih banyak target market, hingga ke luar Indonesia.
Apakah Efektif Menjadikan Artis K-pop Sebagai Brand Ambassador?
Pasti Sobat Lakuuu mulai bertanya-tanya, apakah sebegitu menguntungkannya, menjadikan artis atau influencer K-pop seorang brand ambassador di suatu perusahaan? Jawabannya adalah iya dan tidak.
Nyatanya, tidak semua artis K-pop bisa dijadikan seorang brand ambassador, dan memberikan impact atau hasil yang memuaskan pada suatu perusahaan.
Strategi marketing yang satu ini memerlukan riset yang mendalam, menyesuaikan visi misi perusahaan dengan citra artis K-pop di masyarakat, mencari artis dengan fans terbanyak di Tanah Air, hingga prestasi-prestasi yang mereka peroleh juga perlu dipertimbangkan.
Mari kita lihat bagaimana Tokopedia berhasil menggaet dua group internasional asal Korea Selatan untuk menjadi brand ambassador mereka, yaitu BTS dan BLACKPINK.
Ada alasan di balik mengapa logo burung hijau tersebut memilih BTS sebagai brand ambassador mereka.
Riset yang dilakukan iPrice menunjukkan, bahwa ARMY-- sebutan fanbase atau penggemar BTS -- berani mengeluarkan kocek yang tinggi, hanya untuk membeli merchandise, album, poster, foto, atau souvenir lainnya dengan harga selangit.
Kegiatan di atas nyatanya terdengar sampai ke telinga Tokopedia, sehingga memutuskan untuk “membuka ladang emas” dengan menjadikan BTS sebagai tokoh utama.
Tokopedia juga tidak ragu untuk membuat satu toko online resmi khusus untuk menjual berbagai souvenir BTS, salah satunya yang sempat viral adalah photocard resmi Tokopedia X BTS yang ludes terjual habis dalam sekejap.
Hal lain sekaligus menjadi fakta yang cukup mengejutkan, alasan mengapa Tokopedia memilih BTS sebagai brand ambassador nya adalah karena Indonesia menempati posisi nomor dua sebagai jumlah penonton video musik BTS terbanyak di dunia, yaitu sebanyak 54,5 juta penonton.
Hal di atas jugalah yang menjadi pemicu Tokopedia menyisipkan metode penjualan secara live streaming yang diadakan di aplikasinya, tepat sebelum BTS akan perform atau melakukan sesi wawancara.
Walau belum ada data yang valid mengenai adanya pengaruh peningkatan penjualan saat BTS menjadi brand ambassador Tokopedia, namun Sobat Lakuuu bisa melihat dari tingginya antusias para ARMY dan non-fans saat BTS menjadi brand ambassador si hijau itu.
Hallyu Wave berhasil masuk ke dalam Indonesia, dan bertahan dalam waktu yang cukup lama. Selain musik atau group band-nya, hallyu wave juga datang dengan drama korea nya yang pastinya semua orang setidaknya pernah menonton sekali, atau bahkan menjadi kecanduan.
Bertahannya hallyu wave atau gelombang korea inilah yang menjadi alasan mengapa banyak artis atau influencer K-pop yang dijadikan brand ambassador suatu perusahaan tanah air.
Maka bukannya tidak mungkin, nantinya iklan-iklan tanah air akan dihiasi dengan pesohor asal negeri ginseng tersebut.