Siapa yang tidak kenal dengan sosok figur yang menginspirasi anak muda Indonesia ini? Tidak hanya terkenal karena kesuksesannya saja, sosok yang selalu menggunakan celana pendek ini juga kerap tidak pelit untuk membagikan ilmu yang ia miliki Kepada orang-orang di sekitarnya.
Apa saja hal-hal yang bisa kita pelajari dari seorang Bob Sadino semasa hidupnya yang bisa kita terapkan di zaman sekarang? Simak wejangan-wejangannya berikut ini.
Kilas Singkat Kehidupan Bob Sadino
Ayah Bob Sadino merupakan seorang pegawai negeri di zaman Hindia-Belanda. Hal ini tentu saja membuat seorang Bob Sadino remaja kecil mendapatkan privilege yang akan sangat menguntungkannya.
Saat ayahnya meninggal, seluruh harta kekayaan dari ayahnya diwariskan ke Bob Sadino. Berhubung semua kakak-kakaknya sudah memiliki penghasilan, maka semua saudaranya setuju, bahwa seluruh harta kekayaan dari sang ayah diberikan kepada adik bungsu.
Singkat cerita, Bob Sadino memilih untuk tidak mengenyam pendidikan perkuliahan. Ia mengatakan, bahwa di kampus, seluruh mahasiswanya diibaratkan sebagai pemulung, semakin belajar, otak akan semakin penuh.
Bob Sadino pernah bekerja menjadi seorang karyawan di Unilever, kemudian di Djakarta Lylod di Belanda dan Jerman. Saat sudah menetap kurang lebih selama 9 tahun di Belanda, Bob Sadino memutuskan untuk menjadi sopir di Indonesia, sekaligus membuka sewa mobil.
Tidak sampai berhenti di situ, Bob Sadino menjalani banyak pekerjaan, ia pernah menjadi seorang kuli bangunan, berbisnis telur ayam negeri, sayuran, hingga akhirnya ia menjadi pemilik supermarket Kem Chicks.
Dari kilas hidupnya di atas, dari seluruh pekerjaan yang ia telateni, makna kehidupan apa yang bisa kita pelajari dan terapkan di era modern?
1. Berpikir kreatif
Ada satu wejangan yang ditinggalkan oleh Bob Sadino, yaitu untuk tetap menjadi orang bodoh. Maksud nya apa? Ia melanjutkan, bahwa orang bodoh akan senang menerima kritik dan masukan dari orang lain. Sehingga mereka bisa mempelajari hal baru.
Orang yang menganggap dirinya memiliki “banyak ilmu”, umumnya mereka tidak akan menerima masukan dari orang lain. Atau, jika mereka menerima masukan, haruslah orang-orang yang setara atau satu tingkat di atas mereka. Tentu ini menciptakan kesan yang angkuh.
Salah satu benefit dari “tetap menjadi bodoh” adalah memiliki pola pikir yang kreatif. Pola pikir kreatif adalah gerbang utama untuk mendapatkan cuan di era modern.
Hal terpenting adalah belajar, belajar dan belajar. Dengan begitu, pola pikir kreatif perlahan akan mulai terbentuk, dan Sobat Lakuuu dapat melihat dunia dari berbagai sudut pandang yang berbeda-beda.
2. Generalis dan bukan spesialis
Bob Sadino menjalani banyak profesi, supir, bisnis sayur, telur negeri, karyawan perusahaan, bahkan kuli bangunan. Kenapa ia menjalani banyak bidang profesi? Apakah di usianya saat produktif dulu Bob Sadino belum juga menemukan passion-nya?
Bob Sadino merupakan orang yang hebat. Ia bisa memprediksi, bahwa orang yang memiliki banyak kemahiran akan mendominasi pasar. Generalis akan menang daripada spesialis.
Orang yang memiliki banyak kemahiran, berarti memiliki banyak pengalaman dan ilmu yang sangat berharga. Mereka bisa melakukan apapun, dan saat dihadapkan oleh situasi tertentu—yang bahkan di luar bidang—mereka bisa menanganinya dengan baik.
3. Berani membuka peluang dan keluar dari zona nyaman
Bob Sadino kembali ke Tanah Air setelah 9 tahun menetap di Jerman dan bekerja di Djakarta Lylod. Sepulangnya ia ke Indonesia, Om Bob mulai bekerja serabutan.
Tidak hanya demi finansialnya, tetapi juga untuk menimba ilmu, membangun koneksi, dan mendapatkan pengalaman.
4. Tidak gengsi
Mungkin, jika anak-anak muda generasi sekarang disuruh untuk berbisnis telur atau sayuran, atau bahkan menjadi supir, gengsi nya yang akan diutamakan. Mereka mengutamakan ego dan rasa malu daripada proses kesuksesan.
Bob Sadino tidak berpikir demikian. Semasih pekerjaan tersebut halal dan tidak menyulitkan orang lain, maka ia akan lakoni dengan sepenuh hati. Alasannya? Karena ia tahu apa tujuan hidupnya, yaitu menjadi pebisnis sukses.
5. Rendah hati
Tercatat kekayaan dari Bob Sadino menembus angka US$ 4,5 miliar atau Rp 65,4 triliun. Walau demikian, Bob Sadino bukanlah tipikal orang-orang yang ingin “diakui” keberadaanya dengan menggunakan pakaian bermerek, mengoleksi sepatu dan jam tangan mahal.
Coba saja lihat di setiap sesi wawancara dan kehidupannya sehari-hari, pasti ia akan kerap Menggunakan celana pendek dan kaos sambil tersenyum dengan senyum khasnya.
Di masa sekarang, anak-anak muda sangat ingin mendapatkan pengakuan dengan cara yang salah.
Menghabiskan uang banyak hanya untuk berkeliling ke luar negeri dan membagikan fotonya ke media sosial, mengoleksi pakaian dan aksesoris bermerek dan memamerkannya ke teman-temannya hanya untuk mendapat pengakuan.
Ini menjadi PR tersendiri bagi anak-anak muda untuk bekerja keras, memiliki investasi, menghasilkan side hustle, dan yang paling terpenting, rendah hati.