Instagram icon Whatsapp icon Facebook icon Linkedin icon

Rustono Tempeh: Berawal dari Hasrat Mengubah Nasib

by Lakuuu Team 9 September 2021

rustono-tempeh
Merek Rusto’s Tempeh merupakan salah satu merek tempe terkenal dunia khususnya di negara Jepang.

Siapa sangka, seorang pria asal Grobogan, Jawa Tengah, bernama Rustono yang semasa kecilnya bermimpi untuk menjadi penumpang pesawat, kini mampu menjadi salah satu supplier tempe terbaik, salah satunya untuk maskapai penerbangan.

Di balik kesuksesan Rustono dalam memperkenalkan tempe ke berbagai belahan dunia, ada air mata dan keringat kerja keras yang harus ia dan istrinya lalui.

Mengambil Peluang di Depannya

bombastis.com

Setelah lulus dari sekolah perhotelan pada tahun 1990, Rustono memutuskan untuk bekerja di salah satu hotel terkenal di Jakarta. Di sanalah, ia juga menemukan sosok pujaan hatinya yang kini telah menjadi istrinya hingga sekarang.

Namun, sebelum Rustono mengajaknya ke pelaminan. Istrinya yang merupakan tamu dari negeri sakura Jepang, memberikan syarat yang cukup menantang bagi Rustono.

Syarat mengharuskan Rustono untuk meninggalkan negeri kelahirannya dan merantau bersama sang istri ke negeri matahari terbit itu.

Walau cukup berat meninggalkan tanah ibu pertiwi, Rustono membulatkan tekad untuk pergi bersama sang istri. Tentunya, dengan segala pertimbangan yang ada.

Rencana Rustono saat tinggal di Jepang adalah untuk membangun sebuah bisnis. Walau belum tahu bisnis apa, ia tetap bersikukuh untuk tidak bekerja di perusahaan.

Rustono kerap menyusuri jalanan kota untuk mencari ide bisnis yang akan ia bangun. Dan disinilah, peluang emasnya hadir. 

Saat itu, Rustono melihat susu kedelai, nato, dan tahu di mana hampir semua bahan-bahan pembuatannya adalah kedelai.

Tapi, ia tak pernah melihat tempe terpampang di etalase makanan. Di sinilah, hasrat untuk berbisnisnya semakin menguat.

Lika-liku yang Rustono Hadapi

Empat bulan telah berlalu, namun selama itu juga ia mengalami kegagalan yang pahit.

Hasil olahan tempenya gagal, walau telah mendapat petunjuk dari sang ibu yang berada di kampung halaman.

Karena tidak membuahkan hasil, ia putuskan untuk kembali ke kampung halamannya di Grobogan. Ia berkeliling Pulau Jawa dan berguru ke lebih dari 60 pengrajin tempe, demi bisa membuat tempe yang enak.

Kerja kerasnya untuk mempelajari tempe akhirnya terbayarkan. Setelah ia balik ke Jepang, ia berhasil membuat dan menjual tempe sebanyak 20 buah ke orang Indonesia yang menetap di sana.

Namun, masalah yang lebih besar masih menunggu di ujung cerita. Sebuah pengalaman yang pahit yang tak bisa dibayangkan oleh siapapun yang mendengar kisah ini.

Kehancuran di Musim Salju

Saat warga Indonesia semakin berkurang, Rustono setidaknya telah menginjakkan kaki ke lebih dari 30 tempat untuk memperdagangkan tempe buatannya. Sayangnya, tak ada satupun orang yang tertarik dengan hasil olahan kedelai buatannya.

Kemalangan Rustono semakin bertambah saat memasuki musim salju. Di sinilah Rustono mengalami keterpurukan yang cukup membuatnya frustasi.

Modal yang tak kunjung kembali, kurangnya perhitungan dan tuntutan ekonomi membuat Rustono stres berat dan memilih untuk mengurung diri di dalam kamar.

Untunglah, sang istri setia menemani Rustono. Bukannya mengeluh, sang istri justru mengajak Rustono mengingat kembali tujuan awalnya berbisnis tempe.

Atas dukungan sang istri, ia berhasil bangkit lagi dan kini, tak ada seorang pun yang bisa menghentikan langkahnya untuk berjualan tempe.

Titik Balik Kesuksesan

Suatu hari dikala salju turun dengan lebat, Rustono lengkap dengan gelondongan kayu murahan yang ia beli, hendak memperluas atap pabriknya.

Hampir setiap saat, ia akan bertemu dengan seorang wartawan, di mana wartawan ini selalu mengingatkannya untuk tidak melakukan kegiatan di luar rumah selama salju turun. Namun, Rustono hanya menjawab, ia ingin “membangun mimpi” nya.

Wartawan yang penasaran dengan kegiatan “membangun mimpi” Rustono, memutuskan untuk meliput Rustono dan aktivitas “unik ”nya, serta bercerita tentang tempe kepada wartawan itu.

Seperti mimpi di siang bolong, tepat setelah kegiatan dan kisahnya terbit di halaman depan koran lokal, banyak pebisnis yang dulunya menolak Rustono, menghubungi dia kembali dan ingin mengajak kerjasama.

Perlahan, bisnisnya mulai bangkit bagaikan pesawat yang ia lihat sewaktu ia masih kecil di kampung halamannya.

Tak sampai di situ, ia memimpikan bisnisnya di atas langit dengan menemui Manajer Garuda Indonesia dan penentu masakan kabin, William Wongso.

Rustono menceritakan mimpinya kepada William Wongso yang ingin memperkenalkan tempe ke wisatawan yang akan berlibur ke Indonesia.

Dari mimpi yang ia bagikan itu, Chicken and Rusto Tempeh Curry menemani menu makanan Garuda Indonesia, dari Kyoto, Jepang ke Denpasar, Indonesia.

Kini, nama Rusto’s Tempeh tidak hanya terkenal di dataran Jepang saja, melainkan telah tersebar di hampir sebagian besar Negara Eropa, Asia, dan Amerika.